Cinta sama kaya minuman kemasan, semuanya punya tanggal kadaluarsa.
Mungkin tulisan ini tidak cukup relevan untuk menggambarkan mereka yg ada dalam hubungan pernikahan. Karena pernikahan memaksa kita bertahan. Sehingga batas waktu menjadi rancu.
Tapi pada dasarnya cinta cuman masalah waktu. Kapan dimualai dan diakhiri itu semua kehendak waktu.
Siapa yg paling kamu cintai ? Cinta pertama ? Pacar pertama ? Pacar paling berkesan ? Atau pacar yg terakhir ?
Semua paling dicintai pada masanya.
Ini anjuran yg sedikit munafik. Karena pada kenyataanya saya sendiri tidak bisa menjalankanya. Karena yaa mungkin saya pengecut yg bersembunyi di balik prinsip "pria seharusnya berjuang, dan wanita selayaknya diperjuangkan". Besembunyi dibalik tameng "harga diri" padahal sebenarnya takut pada penolakan dan segala macam konsekuensinya termasuk rasa sakit.
Tapi untuk manusia yg cukup bernyali. Pendapat saya sih sebaiknya dengar apa yg hati bilang. Hargai waktu yg memberi kesempatan. Nikmati semua perasaan yg datang pada waktunya. Lebih baik lagi jika dikatakan. Ya kalau pun berujung pada penolakan, nanti waktu juga yg akan memberi pengobatan. Setidaknya kesempatan tidak terlewatkan.
Jangan banyak menunda. Nanti terlambat ditinggal kesempatan. Katakan saja. Orang yg kamu cintai kan bukan tuhan, mana bisa mengerti tanpa diberitahu ?
Sama seperti minuman kemasan. Kadang kita menunggu saat terbaik untuk meminumnya. Padahal semua saat adalah baik sebelum tanggal kadaluarsa. Karena kalau menunggu dan terlupa. Waktu tidak bisa berputar kembali.
Bukankah seperti minuman kemasan, kalau diminum setelah kadaluarsa yg ada cuman bikin sakit ?